BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latarbelakang Masalah
Pendidikan
selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan
perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam perkembangan itulah muncul berbagai pemikiran-pemikiran
yang membawa pembaharuan pendidikan atau yang disebut dengan aliran-aliran
pendidikan. Aliran-aliran pendidikan ini telah ada dari zaman yunani kuno
hingga sekarang. Adanya aliran-aliran pendidikan dan pemikiran-pemikiran
pendidikan dimulai sejak awal hidup manusia karena setiap manusia selalu
dihadapkan dengan generasi penerus (generasi muda). Pemikiran-pemikiran dalam
pendidikan selalu berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yang akan
selalu menimbulkan pro dan kontra, bermula dari pro dan kontra inilah
bermunculan suatu pemikiran-pemikiran yang baru. Pemikiran-pemikiran baru tersebut
muncul karena pemikiran-pemikiran lama yang mengalami perkembangan dan
pembaharuan dari masa ke masa. Hal ini disebabkan pemikiran dari generasi sebelumnya di jadikan bahan diskusi oleh
generasi penerusnya.
Aliran-aliran
pendidikan pada umumnya mengemukakan satu gagasan atau pendapat secara umum
mengenai pendidikan. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai
pengantar aliaran aliran klasik dan macam-macam aliran-aliran klasik yang
nantinya agar kita dapat mengetahui dan memahami berbagai aspek dari
aliran-aliran klasik.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah aliran-aliran klasik
itu?
2.
Apa pengertian dari masing-masing
berbagai macam aliran-aliran klasik?
1.3
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari
aliran-aliran klasik.
2.
Untuk mengetahui pengertian dari
masing-masing berbagai macam aliran-aliran klasik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengantar Aliran-Aliran Klasik Pendidikan
Berbagai pemikiran pendidikan yang muncul di dalam
mayarakat bersamaan dengan dinamika perkembangannya serta merta membawa
perubahan yang selanjutnya dikenal
dengan aliran-aliran pendidikan. Aliran-aliran pendidikan tersebut, muncul
sejak manusia hidup dalam satu kelompok yang dihadapkan dengan problem
regenerasi bagi keturunanya. Secara historis bahwa aliran-aliran pendidikan
ataupun berbagai pemikiran tentang pendidikan dapat ditemukan dalam berbagai
literatur. Konon aliran pendidikan yang sempat tercatat dalam sejarah pendidikan
telah dimulai sejak zaman yunani kuno hingga sekarang. Setiap aliran pendidikan
dapat dimaknai sebagai suatu upaya untuk memperbaiki martabat manusia tentu
saja dalam setiap aliran pendidikan memiliki muatan agar pada setiap keturunan
sebagai wujud generasi berikutnya mendapatkan pemaknaan pendidikan yang lebih baik
daripada pendidikan yang dirasakan oleh para orang tua mereka sebelumnya.
Pemahaman terhadap berbagai aliran pendidikan memiliki
arti yang sangat penting, ketika seorang pendidik ataupun calon pendidik hendak
menangkap hakikat dari setiap dinamika perkembangan pemikiran tentang
pendidikan yang tengah terjadi. Bagaimanapun juga aliran-aliran pendidikan pada
dasarnya merupaakan gagasan dari para pemikir yang cukup berpengaruh secara
luas pada jamannya, sehingga tidak dapat diabaikan.
Pemahaman terhadap pemikiran pemikiran yang demikian
dianggap penting, dalam pendidikan karena akan menjadi bekal bagi tenaga
pendidik, sehingga memiliki wawasan historis yang lebih luas, lagi pula juga
dapat menambah ketajaman analisisnya dalam mengaitkan antara keberadaan masa
lampau dengan tuntutan dan kebutuhan masa kini dalam rangka mengantisipasi masa
yang akan datang. Selanjutnya atas dasar pijakan tersebut, sekaligus dapat
dijadikan penangkal terhadap kemungkinan kekeliruan terhadap praktek
pendidikan. Disadari bahwa keterlambatan dalam menangani kekeliruan sekecil
apapun di dalam praktek pendidikan akan berdampak sangat luas dan dalam tempo
yang relatif panjang bagi perkembangan peradaban generasi manusia selanjutnya.
Berbagai pemikiran tentang
pendidikan tempo dulu secara realitas telah memberikan kontribusi yang cukup
berarti bagi praktek pendidikan bahkan pengaruhnya sempat meluas dan berkembang
di benua Eropa dan Amerika. Sehubungan dengan hal ini, maka sangat logis
bila aliran-aliran
klasik maupun gerakan baru dalam dunia pendidikan sebagian besar berasal dari
kedua benua tersebut.
Pada setiap aliran pendidikan memiliki pandangan yang
berbeda dalam memandang perkembangan manusia. Hal ini berdasarkan atas faktor-faktor
dominan yang dijadikan sebagai dasar pijakan bagi perkembangan manusia.
2.2Macam-Macam Aliran Klasik
Pendidikan
1. Aliran Empirisme
yaitu suatu
aliran yang menganggap bahwa manusia itu dalam hidup dan perkembangan
pribadinya semata-mata ditentukan oleh dunia luar, sedangkan pengaruh-pengaruh
dari dalam (factor keturunan) dianggapnya tidak ada. Aliran ini bertolak
belakang dengan lockean tradition, yang mementingan stimulasi eksternal dan
perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada
lingkungan, sedangkan permbawaan tidak dipentingkan.
Aliran ini
dipelopori oleh seorang filsuf inggris bernama John Locke (1704-1932) yang
mengembangkan teori “tabula rasa”, yakni anak lahir didunia bagaikan kertas
putih yang bersih.
Menurut
pandangan empirisme pendidik memegang peranan yang sangat penting sebab
pendidik dapat menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dan akan diterima
oleh anak sebagai pengalaman-pengalaman. hal ini juga banyak mempengaruhi pola
pikir orang Indonesia, sebagai contoh, banyak orang tua yang memaksa anaknya
untuk tumbuh kearah yang mereka inginkan tanpa menghiraukan bakat, pembawaan,
serta cita-cita anak itu sendiri.
Aliran
Empiris dipandang berat sebelah karena hanya mementingkan peranan pengalaman
yang diperoleh dari lingkungan. sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak
sejak lahir dianggap tidak menentukan.
Namun aliran
ini dapat dibenarkan/diperkuat dengan contoh berikut :
Ada 2 anak kembar, mereka dianggap mempunyai
kesanggupan dan sifat-sifat yang sama.kemudian keduanya dipisahkan semenjak
lahir yang satu dibesarkan di lingkungan
desa dan dididik oleh keluarga petani, yang satu lagi dibesarkan di kota dan
dididik oleh keluarga kaya raya.
Bakat dan kesanggupan keduanya juga berbeda yang satu
menjadi guru, sedangkan yang satu lagi menjadi saudagar. Yang menyebabkan
perbedaan itu adalah pendidikan dan lingkungan yang berbeda tadi.
2.
Aliran
Nativisme (Aliran Pembawaan)
Aliran ini
dipelopori oleh Schopenhauer (filsuf jerman 1788-1860). aliran ini menyatakan
bahwa perkembangan manusia dalam hidup bermasyarakat itu tergantung kepada
pembawaan, sehingga pengaruh di dunia sekitar sedikit sekali. orang akan
menjadi ahli agama, pelukis, guru, dll itu semuanya semata-mata karena
pembawaan bukan karena lingkungan/pendidikan.
Istilah Nativisme
berasal dari kata “natie” yang berarti terlahir schopnhauler berpendapat bahwa
bayi itu lahir sudah dengan pembawaan baik dan pembawaan buruk, sehingga para
penganut nativisme mengatakan bahwa kalau anak mempunyai pembawaan jahat maka
ia akan menjadi jahat, dan sebaliknya pembawaan buruk dan baik tidak dapat
diubah dari kekuatan luar.
Meskipun
dalam kenyataan sehari-hari, sering ditemukan anak mirip orang tuanya (secara
fisik) dan ana juga mewarisi bakat-bakat yang ada pada orang tuanya. tetapi pembawaan
itu bukanlah merupakan satu-satunya factor yang menentukan perkembangan masih
banyak factor yang dapat mempengaruhi pembentukan dan perkembangan anak dalam
menuju kedewasaan.
3. Aliran Naturalisme
Aliran ini
memiliki persamaan dengan nativisme, dipeolopori oleh seorang filsuf prancis
J.J. Rousseau (1712- 1778). Berbeda dengan schoperhauer, Rousseau berpendapat
bahwa semua anak yang baru dilahirkan mempunyai pembawaan buruk. Pembawaan
rossedu juga berpendapat bahwa pendidikan yang diberikan orang dewasa malah
dapat merusak pembawaan anak yang baik itu.
Aliran ini
disebut juga negativism, karena berpendapat bahwa pendidik wajib membiarkan
pertumbuhan anak pada alam, jadi dengan kata lain pendidikan tidak diperlukan.
Namun aliran ini sangat berbanding terbalik dengan kenyataan, karena makin lama
pendidikan semakin diperlukan.
4. Aliran Konvergensi
Tokoh alirna
koversi adalah wiliam stem, ia seornag tokoh penduduk jerman yang hidup tahun
1871-1939. Aliran konvergensi merupakan kompromi atau kombinasi dari aliran
nativisme dan empirisme.
Aliran ini
berpendapat bahwa bahwa anak lahir didunia ini telah memiliki bakat baik dan
buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh
lingkungan.
Jadi, faktor
pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan penting, anak yang mempunyai
pembawaan baik dan didukung oleh lingkungan pendidikan yang baik akan menjadi
semakin baik, begitu sebaliknya.
Dengan
demikian, aliran konvergensi menganggap bahwa pendidikan sangat bergantung pada
faktor pembawaan atau bakat dan lingkungan, hanya saja, William stem tidak
menerangkan seberapa besar perbandingan pengaruh kedua faktor tersebut sampai
sekarang pengaruh dari kedua faktor tersebut belum bisa ditetapkan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pemikiran
tentang pendidikan sejak dulu, kini dan masa yang akan datang terus berkembang.
Hasil-hasil dari pemikiran itu disebut aliran atau gerakan baru dalam
pendidikan. Aliran/gerakan tersebut mempengaruhi pendidikan diseluruh dunia,
termasuk pendidikan di Indonesia. Dari
aliran-aliran pendidikan di atas kita tidak bisa mengatakan bahwa salah satu
adalah yang paling baik. Sebab pengguaannya
disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, situasi dan kondisinya pada saat itu,
karena setiap aliran memiliki dasar-dasar pemikiran sendiri.Aliran-aliran
pendidikan baru yang berkembang sebenarnya adalah pengembangan dari keempat
aliran-aliran klasik yang ada yaitu, (1) aliran empirismo, (2) aliran
Nativismo, (3) aliran naturalismo, dan (4) aliran konvergensi. Pada dasarnya
aliran-aliran pendidikan kritis mempunyai suatu kesamaan ialah pemberdayaan
individu. Inilah inti dari masyarakat pedagogik. Inilah inti dari masyarakat
pedagogik. Sudah tentu aliran-aliran pedagogik di atas mempunyai keterbatasan.
DAFTAR PUSTAKA
Munib, Achmad.2010.Pengantar Ilmu Pendidikan.Semarang