Kota Demak mungkin sudah tidak asing
lagi bagi kita yang tinggal di daerah provinsi jawa tengah karena kota ini di
kenal sebagai kota wali, mengapa karena demak tidak lepas dari perjungan para
wali(wali songo),dalam abad ke XV yaitu keberadaan demak sebaga pusat kerajaan
islam(kasultanan Bintoro) di pulau jawa dengan “masterprieces”nya adalah sunan
kalijaga dan sunan patah yang berpengaruh dalam lintas sejarah kabupaten Demak.
Nah inilah budaya Grebeg Besar Demak. Dalam
Bahasa Jawa Garebeg,Gerbeg,bermakna suara angin yang menderu,kata anggrebeg
mengandung makna menggiring raja,pembesar atau pengantin, grebeg bisa juga di artikan di giring,di kumpulkan dan di
kepung.jadi grebeg bisa berarti di kumpulkan dalam suatu tempat untuk
kepentingan khusus. Sedangkan “BESAR”
mengambil darinama bulan yaitu bulan besar(Dzulhijah).Maka makna GREBEG BESAR adalah kumpulnya
masyarakat islam pada bulan besar sekali dalam setahun untuk suatu kepentingan
da’wah islamiyah di masjid Agung Demak.
Tidak heran jika tradisi beliau masih
berlangsung sampai saat ini dan menjadi semacam upacara ritual.Terdapat dua
macam ritual yaitu (1) Ritual Penyucian(purification) yaitu pelepasan diri dari
yang jahat masuk kedalam perilaku yang baik,untuk memberikan kekuatan yang baik
dan mencegah kekuatan yang jahat. (2) Ritual korban(sacrifice) yaitu mengadakan upacara kurban kepada yang ilahi
demi suatu kebaikan dan ketentraman hidup.tradisiGrebg Besar ini di lakukan setiap setahun satu kali pada
setiap tanggal 10 Dzulhijah bersama dengan peringatan idul adha(Qurban),tapi
menurut catatan sejarah terbagimenjadi epat yaitu Grebeg mauled,Grebeg
Dal,Grebeg Syawal dan Grebeg Besar. Selain grebeg besar yang masih melestarikan
ialah keraton solo,Yogyakarta dan Cirebon.
Nah inillah Prosesinya meliputi ziarah ke makam sultan sultan Demak
dan Sunan Kali jaga untuk memanjatkan do’a yang di khususkan untuk para leluhur.
selanjutnya Tumpeng
sanga di laksanakan pada malam menjelang
tanggal 10 Dzulhijah di pendopo dengan di iringi ulama,para santri,beserta
muspida dan tamu undangan lainya menuju masjid Agung Demak,tumpeng ini
melambangkan wali Sembilan dan bertujuan untuk agar masyarak demak di beri
keselamatan dan kesejahteraan dunia akhirat, Acara selamatn tersebut diawali dengan
pengajian umum diteruskan dengan pembacaan doa. Sesudah itu kepada para
pengunjung dibagikan nasi bungkus. Pembagian nasi bungkus tersebut dimaksudkan
agar para pengunjung tidak berebut tumpeng sanga. Sejak beberapa tahun terakhir
tumpeng sanga tidak diberikan lagi kepada para pengunjung dan sebagai gantinya
dibagikan nasi bungkus tersebut.
Selain itu di kalidangu juga mengadakan kegiatan
serupa yaitu selametan ancakan ,Ancakan adalah
tempat nasi dan lauk pauk yang terbuat dari anyaman bambu, di lapisi
dengan daun jati.Tumpeng ancakan terdiri dari nasi ,lauk,kluban, yang bertujuan
memohon Berkah kepada Allah SWT agar
sesepuh dan seluruh panitia penjamasan
dapat melaksanakan tugas dengan lancar. Pagi harinya masyarakat melaksanakan
sholat idul adha di Masjid Agung Demak.setelah melaksanakan sholat masyarakat
menuju ke pendapa kabupaten Demak di adakan acara iringan uberampe minyak
jamas.uberampe artnya perlengkapan. Uberampe minyak jamas bertujuan untuk
mensucikan pusaka kanjeng sunan yang berupa kotang antokusumo,keris kyai
carubuk,dan keris kyai sirikan,uberampe ini termasuk inti dari grebeg besarpenjamasan
dalam kehidupan bertujuan untuk mensucikan diri dari dosa dengan
beribadah,bertaubat dengan segala dosa yang telah di perbuatnya.
Fungsi grebeg besar bagi masyarakat
antara lain:Sebagai sarana upacara adat, kesenian sebagai kelembagaan atau
religi yang bertujuan sebagai penghormatan dan rasa syukur atas perjuangan para
leluhur dengan syiar islam yang dilaksanakan oleh walisongo. Selain itu, juga
sebagai media hiburan rakyat yang dapat sejenak menghilangkan kepenatan
aktivitas sehari-hari.
Nilai yang terkandung dalam grebeg
besar adalah Nilai religi, nilai gotong royong, nilai taanggung jawab, nilai
estetis, dan nilai etika.
Ada pembahasan menarik lagi nih di
Demak ada sebuah kepercayaan yang mengatakan barang siapa yang menghadiri
grebeg besar demak 7 kali berturut-turut, maka sama nilainya dengan
melaksanakan ibadah haji. Akan tetapi, pada era saat ini konsepsinya berubah
menjadi sebuah konsep yang digunakan sebagai konsep mencari penyelesaian
masalah dengan cara koordinasi dan konsolidasi pemerintah dengan masyarakat
setempat.Dengan tujuan acara ini bisa lebih baik dan membawa kemajuan kota
wali. Inilah watak religious masyarakat kota demak yang selalu menghormati
ajaran dan tradisi leluhur, khususnya bagi para wali keimanan dan ketaqwaan.
Bukan sekedar menjalan ajaran wajib tetapi, juga tradisi dan budaya islami
dikembangkan para wali terdahulu untuk menarik perhatian dan membawa masyarakat
waktu itu mengikuti pelajaran yang disebarkan.
Sumber bacaan:
Penulis:
Siti Dewi Khumaeroh,Mahasiswa
S1,Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Negeri Semarang.
Kontak:
Khumairohsiti20@gmail.com
terimakasih
BalasHapus