Rabu, 17 Desember 2014

Tradisi Grebeg Besar di Demak





Kota Demak mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita yang tinggal di daerah provinsi jawa tengah karena kota ini di kenal sebagai kota wali, mengapa karena demak tidak lepas dari perjungan para wali(wali songo),dalam abad ke XV yaitu keberadaan demak sebaga pusat kerajaan islam(kasultanan Bintoro) di pulau jawa dengan “masterprieces”nya adalah sunan kalijaga dan sunan patah yang berpengaruh dalam lintas sejarah kabupaten Demak.
Nah inilah budaya Grebeg Besar Demak. Dalam Bahasa Jawa Garebeg,Gerbeg,bermakna suara angin yang menderu,kata anggrebeg mengandung makna menggiring raja,pembesar atau pengantin, grebeg bisa  juga di artikan di giring,di kumpulkan dan di kepung.jadi grebeg bisa berarti di kumpulkan dalam suatu tempat untuk kepentingan khusus. Sedangkan  “BESAR” mengambil darinama bulan yaitu bulan besar(Dzulhijah).Maka  makna GREBEG BESAR adalah kumpulnya masyarakat islam pada bulan besar sekali dalam setahun untuk suatu kepentingan da’wah islamiyah di masjid Agung Demak.
Tidak heran jika tradisi beliau masih berlangsung sampai saat ini dan menjadi semacam upacara ritual.Terdapat dua macam ritual yaitu (1) Ritual Penyucian(purification) yaitu pelepasan diri dari yang jahat masuk kedalam perilaku yang baik,untuk memberikan kekuatan yang baik dan mencegah kekuatan yang jahat. (2) Ritual korban(sacrifice) yaitu  mengadakan upacara kurban kepada yang ilahi demi suatu kebaikan dan ketentraman hidup.tradisiGrebg Besar  ini di lakukan setiap setahun satu kali pada setiap tanggal 10 Dzulhijah bersama dengan peringatan idul adha(Qurban),tapi menurut catatan sejarah terbagimenjadi epat yaitu Grebeg mauled,Grebeg Dal,Grebeg Syawal dan Grebeg Besar. Selain grebeg besar yang masih melestarikan ialah keraton solo,Yogyakarta dan Cirebon.
Nah inillah Prosesinya  meliputi ziarah ke makam sultan sultan Demak dan Sunan Kali jaga untuk memanjatkan do’a yang di khususkan untuk para leluhur.
selanjutnya Tumpeng sanga di laksanakan pada malam menjelang  tanggal 10 Dzulhijah di pendopo dengan di iringi ulama,para santri,beserta muspida dan tamu undangan lainya menuju masjid Agung Demak,tumpeng ini melambangkan wali Sembilan dan bertujuan untuk agar masyarak demak di beri keselamatan dan kesejahteraan dunia akhirat, Acara selamatn tersebut diawali dengan pengajian umum diteruskan dengan pembacaan doa. Sesudah itu kepada para pengunjung dibagikan nasi bungkus. Pembagian nasi bungkus tersebut dimaksudkan agar para pengunjung tidak berebut tumpeng sanga. Sejak beberapa tahun terakhir tumpeng sanga tidak diberikan lagi kepada para pengunjung dan sebagai gantinya dibagikan nasi bungkus tersebut.

 Selain itu di kalidangu juga mengadakan kegiatan serupa yaitu selametan ancakan ,Ancakan adalah  tempat nasi dan lauk pauk yang terbuat dari anyaman bambu, di lapisi dengan daun jati.Tumpeng ancakan terdiri dari nasi ,lauk,kluban, yang bertujuan memohon Berkah kepada Allah SWT  agar sesepuh dan seluruh panitia  penjamasan dapat melaksanakan tugas dengan lancar. Pagi harinya masyarakat melaksanakan sholat idul adha di Masjid Agung Demak.setelah melaksanakan sholat masyarakat menuju ke pendapa kabupaten Demak di adakan acara iringan uberampe minyak jamas.uberampe artnya perlengkapan. Uberampe minyak jamas bertujuan untuk mensucikan pusaka kanjeng sunan yang berupa kotang antokusumo,keris kyai carubuk,dan keris kyai sirikan,uberampe ini termasuk inti dari grebeg besarpenjamasan dalam kehidupan bertujuan untuk mensucikan diri dari dosa dengan beribadah,bertaubat dengan segala dosa yang telah di perbuatnya.
Fungsi grebeg besar bagi masyarakat antara lain:Sebagai sarana upacara adat, kesenian sebagai kelembagaan atau religi yang bertujuan sebagai penghormatan dan rasa syukur atas perjuangan para leluhur dengan syiar islam yang dilaksanakan oleh walisongo. Selain itu, juga sebagai media hiburan rakyat yang dapat sejenak menghilangkan kepenatan aktivitas sehari-hari.
Nilai yang terkandung dalam grebeg besar adalah Nilai religi, nilai gotong royong, nilai taanggung jawab, nilai estetis, dan nilai etika.
Ada pembahasan menarik lagi nih di Demak ada sebuah kepercayaan yang mengatakan barang siapa yang menghadiri grebeg besar demak 7 kali berturut-turut, maka sama nilainya dengan melaksanakan ibadah haji. Akan tetapi, pada era saat ini konsepsinya berubah menjadi sebuah konsep yang digunakan sebagai konsep mencari penyelesaian masalah dengan cara koordinasi dan konsolidasi pemerintah dengan masyarakat setempat.Dengan tujuan acara ini bisa lebih baik dan membawa kemajuan kota wali. Inilah watak religious masyarakat kota demak yang selalu menghormati ajaran dan tradisi leluhur, khususnya bagi para wali keimanan dan ketaqwaan. Bukan sekedar menjalan ajaran wajib tetapi, juga tradisi dan budaya islami dikembangkan para wali terdahulu untuk menarik perhatian dan membawa masyarakat waktu itu mengikuti pelajaran yang disebarkan.

Sumber bacaan:
Penulis:
Siti Dewi Khumaeroh,Mahasiswa S1,Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Negeri Semarang.
Kontak:

Khumairohsiti20@gmail.com

1 komentar: