Rabu, 17 Desember 2014

Makalah Aliran-Aliran klasik pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN


1.1              Latarbelakang Masalah
Pendidikan selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam perkembangan itulah muncul berbagai pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan pendidikan atau yang disebut dengan aliran-aliran pendidikan. Aliran-aliran pendidikan ini telah ada dari zaman yunani kuno hingga sekarang. Adanya aliran-aliran pendidikan dan pemikiran-pemikiran pendidikan dimulai sejak awal hidup manusia karena setiap manusia selalu dihadapkan dengan generasi penerus (generasi muda). Pemikiran-pemikiran dalam pendidikan selalu berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yang akan selalu menimbulkan pro dan kontra, bermula dari pro dan kontra inilah bermunculan suatu pemikiran-pemikiran yang baru. Pemikiran-pemikiran baru tersebut muncul karena pemikiran-pemikiran lama yang mengalami perkembangan dan pembaharuan dari masa ke masa. Hal ini disebabkan pemikiran dari generasi  sebelumnya di jadikan bahan diskusi oleh generasi penerusnya.
Aliran-aliran pendidikan pada umumnya mengemukakan satu gagasan atau pendapat secara umum mengenai pendidikan. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengantar aliaran aliran klasik dan macam-macam aliran-aliran klasik yang nantinya agar kita dapat mengetahui dan memahami berbagai aspek dari aliran-aliran klasik.

1.2              Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah aliran-aliran klasik itu?
2.      Apa pengertian dari masing-masing berbagai macam aliran-aliran klasik?

1.3              Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari aliran-aliran klasik.
2.      Untuk mengetahui pengertian dari masing-masing berbagai macam aliran-aliran klasik.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengantar Aliran-Aliran Klasik Pendidikan
Berbagai pemikiran pendidikan yang muncul di dalam mayarakat bersamaan dengan dinamika perkembangannya serta merta membawa perubahan  yang selanjutnya dikenal dengan aliran-aliran pendidikan. Aliran-aliran pendidikan tersebut, muncul sejak manusia hidup dalam satu kelompok yang dihadapkan dengan problem regenerasi bagi keturunanya. Secara historis bahwa aliran-aliran pendidikan ataupun berbagai pemikiran tentang pendidikan dapat ditemukan dalam berbagai literatur. Konon aliran pendidikan yang sempat tercatat dalam sejarah pendidikan telah dimulai sejak zaman yunani kuno hingga sekarang. Setiap aliran pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu upaya untuk memperbaiki martabat manusia tentu saja dalam setiap aliran pendidikan memiliki muatan agar pada setiap keturunan sebagai wujud generasi berikutnya mendapatkan pemaknaan pendidikan yang lebih baik daripada pendidikan yang dirasakan oleh para orang tua mereka sebelumnya.
Pemahaman terhadap berbagai aliran pendidikan memiliki arti yang sangat penting, ketika seorang pendidik ataupun calon pendidik hendak menangkap hakikat dari setiap dinamika perkembangan pemikiran tentang pendidikan yang tengah terjadi. Bagaimanapun juga aliran-aliran pendidikan pada dasarnya merupaakan gagasan dari para pemikir yang cukup berpengaruh secara luas pada jamannya, sehingga tidak dapat diabaikan.
Pemahaman terhadap pemikiran pemikiran yang demikian dianggap penting, dalam pendidikan karena akan menjadi bekal bagi tenaga pendidik, sehingga memiliki wawasan historis yang lebih luas, lagi pula juga dapat menambah ketajaman analisisnya dalam mengaitkan antara keberadaan masa lampau dengan tuntutan dan kebutuhan masa kini dalam rangka mengantisipasi masa yang akan datang. Selanjutnya atas dasar pijakan tersebut, sekaligus dapat dijadikan penangkal terhadap kemungkinan kekeliruan terhadap praktek pendidikan. Disadari bahwa keterlambatan dalam menangani kekeliruan sekecil apapun di dalam praktek pendidikan akan berdampak sangat luas dan dalam tempo yang relatif panjang bagi perkembangan peradaban generasi manusia selanjutnya.
Berbagai pemikiran tentang pendidikan tempo dulu secara realitas telah memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi praktek pendidikan bahkan pengaruhnya sempat meluas dan berkembang di benua Eropa dan Amerika. Sehubungan dengan hal ini, maka sangat logis

 bila aliran-aliran klasik maupun gerakan baru dalam dunia pendidikan sebagian besar berasal dari kedua benua tersebut.
Pada setiap aliran pendidikan memiliki pandangan yang berbeda dalam memandang perkembangan manusia. Hal ini berdasarkan atas faktor-faktor dominan yang dijadikan sebagai dasar pijakan bagi perkembangan manusia.


2.2Macam-Macam Aliran Klasik Pendidikan

1.      Aliran Empirisme
yaitu suatu aliran yang menganggap bahwa manusia itu dalam hidup dan perkembangan pribadinya semata-mata ditentukan oleh dunia luar, sedangkan pengaruh-pengaruh dari dalam (factor keturunan) dianggapnya tidak ada. Aliran ini bertolak belakang dengan lockean tradition, yang mementingan stimulasi eksternal dan perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan permbawaan tidak dipentingkan.
Aliran ini dipelopori oleh seorang filsuf inggris bernama John Locke (1704-1932) yang mengembangkan teori “tabula rasa”, yakni anak lahir didunia bagaikan kertas putih yang bersih.
Menurut pandangan empirisme pendidik memegang peranan yang sangat penting sebab pendidik dapat menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dan akan diterima oleh anak sebagai pengalaman-pengalaman. hal ini juga banyak mempengaruhi pola pikir orang Indonesia, sebagai contoh, banyak orang tua yang memaksa anaknya untuk tumbuh kearah yang mereka inginkan tanpa menghiraukan bakat, pembawaan, serta cita-cita anak itu sendiri.
Aliran Empiris dipandang berat sebelah karena hanya mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan.
Namun aliran ini dapat dibenarkan/diperkuat dengan contoh berikut :
Ada 2 anak kembar, mereka dianggap mempunyai kesanggupan dan sifat-sifat yang sama.kemudian keduanya dipisahkan semenjak lahir  yang satu dibesarkan di lingkungan desa dan dididik oleh keluarga petani, yang satu lagi dibesarkan di kota dan dididik oleh keluarga kaya raya.
Bakat dan kesanggupan keduanya juga berbeda yang satu menjadi guru, sedangkan yang satu lagi menjadi saudagar. Yang menyebabkan perbedaan itu adalah pendidikan dan lingkungan yang berbeda tadi.

2.      Aliran Nativisme (Aliran Pembawaan)
Aliran ini dipelopori oleh Schopenhauer (filsuf jerman 1788-1860). aliran ini menyatakan bahwa perkembangan manusia dalam hidup bermasyarakat itu tergantung kepada pembawaan, sehingga pengaruh di dunia sekitar sedikit sekali. orang akan menjadi ahli agama, pelukis, guru, dll itu semuanya semata-mata karena pembawaan bukan karena lingkungan/pendidikan.
Istilah Nativisme berasal dari kata “natie” yang berarti terlahir schopnhauler berpendapat bahwa bayi itu lahir sudah dengan pembawaan baik dan pembawaan buruk, sehingga para penganut nativisme mengatakan bahwa kalau anak mempunyai pembawaan jahat maka ia akan menjadi jahat, dan sebaliknya pembawaan buruk dan baik tidak dapat diubah dari kekuatan luar.
Meskipun dalam kenyataan sehari-hari, sering ditemukan anak mirip orang tuanya (secara fisik) dan ana juga mewarisi bakat-bakat yang ada pada orang tuanya. tetapi pembawaan itu bukanlah merupakan satu-satunya factor yang menentukan perkembangan masih banyak factor yang dapat mempengaruhi pembentukan dan perkembangan anak dalam menuju kedewasaan.

3. Aliran Naturalisme
Aliran ini memiliki persamaan dengan nativisme, dipeolopori oleh seorang filsuf prancis J.J. Rousseau (1712- 1778). Berbeda dengan schoperhauer, Rousseau berpendapat bahwa semua anak yang baru dilahirkan mempunyai pembawaan buruk. Pembawaan rossedu juga berpendapat bahwa pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan anak yang baik itu.
Aliran ini disebut juga negativism, karena berpendapat bahwa pendidik wajib membiarkan pertumbuhan anak pada alam, jadi dengan kata lain pendidikan tidak diperlukan. Namun aliran ini sangat berbanding terbalik dengan kenyataan, karena makin lama pendidikan semakin diperlukan.



4.      Aliran Konvergensi
Tokoh alirna koversi adalah wiliam stem, ia seornag tokoh penduduk jerman yang hidup tahun 1871-1939. Aliran konvergensi merupakan kompromi atau kombinasi dari aliran nativisme dan empirisme.
Aliran ini berpendapat bahwa bahwa anak lahir didunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan.
Jadi, faktor pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan penting, anak yang mempunyai pembawaan baik dan didukung oleh lingkungan pendidikan yang baik akan menjadi semakin baik, begitu sebaliknya.
Dengan demikian, aliran konvergensi menganggap bahwa pendidikan sangat bergantung pada faktor pembawaan atau bakat dan lingkungan, hanya saja, William stem tidak menerangkan seberapa besar perbandingan pengaruh kedua faktor tersebut sampai sekarang pengaruh dari kedua faktor tersebut belum bisa ditetapkan. 


BAB III
PENUTUP


3.1 Simpulan
Pemikiran tentang pendidikan sejak dulu, kini dan masa yang akan datang terus berkembang. Hasil-hasil dari pemikiran itu disebut aliran atau gerakan baru dalam pendidikan. Aliran/gerakan tersebut mempengaruhi pendidikan diseluruh dunia, termasuk pendidikan di Indonesia. Dari aliran-aliran pendidikan di atas kita tidak bisa mengatakan bahwa salah satu adalah yang paling baik. Sebab pengguaannya disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, situasi dan kondisinya pada saat itu, karena setiap aliran memiliki dasar-dasar pemikiran sendiri.Aliran-aliran pendidikan baru yang berkembang sebenarnya adalah pengembangan dari keempat aliran-aliran klasik yang ada yaitu, (1) aliran empirismo, (2) aliran Nativismo, (3) aliran naturalismo, dan (4) aliran konvergensi. Pada dasarnya aliran-aliran pendidikan kritis mempunyai suatu kesamaan ialah pemberdayaan individu. Inilah inti dari masyarakat pedagogik. Inilah inti dari masyarakat pedagogik. Sudah tentu aliran-aliran pedagogik di atas mempunyai keterbatasan.



DAFTAR PUSTAKA



Munib, Achmad.2010.Pengantar Ilmu Pendidikan.Semarang


0 komentar:

Posting Komentar